Analisis utilitas marjinal berfokus pada pemahaman perilaku konsumen dalam mengalokasikan pengeluarannya pada barang dan jasa yang berbeda untuk pemanfaatan maksimum sumber daya yang tersedia. Untuk mempelajari lebih dalam topik ini, mari kita pahami dulu definisi analisis utilitas marjinal.
Apa itu Analisis Utilitas Marginal?
Untuk memahami konsep analisis utilitas marjinal, kita perlu fokus pada dua poin berikut.
- Utilitas total mengacu pada jumlah semua utilitas marjinal yang terkait dengan unit yang berbeda dari setiap komoditas yang digunakan oleh konsumen. Utilitas total juga dikenal sebagai kenyang penuh.
- Utilitas marjinal mengacu pada utilitas yang terkait dengan komponen tambahan dari komoditas. Utilitas marjinal individu berkontribusi pada utilitas total.
Asumsi Analisis Utilitas Marginal
Ada asumsi tertentu dari analisis utilitas marjinal.
Pengukuran Kardinal
Utilitas marjinal dianggap sebagai konsep utama, yaitu dapat diukur dan diukur. Jika Anda memperoleh utilitas yang berbeda dari mengkonsumsi unit variabel dari komoditas yang terpisah, maka Anda dapat membandingkan komoditas dan memilih salah satu yang memberikan kepuasan dan tingkat utilitas yang lebih baik. Teori ini juga menganggap uang sebagai alat untuk mengukur utilitas. Utilitas yang diperoleh dari komoditas tertentu adalah jumlah yang dibelanjakan untuk komoditas itu alih-alih melawannya.
Sifat Konstan dari Utilitas Marginal
Untuk memfasilitasi analisis utilitas marjinal pada komoditas tertentu dalam bentuk uang, penting untuk mengasumsikan bahwa utilitas marjinal tetap konstan.
Hipotesis Utilitas Independen
Hipotesis utilitas independen menganggap bahwa utilitas total adalah jumlah dari semua utilitas terpisah dari masing-masing komoditas. Ini tidak mempertimbangkan saling melengkapi yang ada antara komoditas yang berbeda.
Hukum Utilitas Marginal yang Berkurang
Hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang adalah hukum penting dari analisis utilitas marjinal. Ekonom Inggris Alfred Marshall mengajukan definisi analisis utilitas marjinal yang semakin berkurang sebagai keuntungan tambahan, yang terkait dengan peningkatan stok komoditas, menurun seiring dengan peningkatan. Hukum seperti itu didasarkan pada sifat manusia yang menuntut tanpa batas. Karena semakin banyak unit yang dikonsumsi, intensitas keinginan kita berkurang ke titik ketika kita tidak lagi menginginkannya. Oleh karena itu, manfaat tambahan yang terkait dengan konsumsi unit surplus dari produk apa pun berkurang seiring dengan peningkatan konsumsi produk. Namun, harus diingat bahwa meskipun utilitas marjinal menurun dengan meningkatnya stok, utilitas total tidak menurun.
Korelasi Antara Utilitas Total dan Utilitas Marginal
Jika Anda telah memahami apa itu analisis utilitas marjinal, maka Anda akan dapat menunjukkan korelasi antara utilitas total dan utilitas marjinal. Poin-poin berikut akan menentukan hubungan seperti itu.
- Utilitas total dapat meningkat meskipun jika utilitas marjinal menurun.
- Jika utilitas total telah mencapai nilai maksimum, utilitas marjinal sama dengan nol.
- Jika utilitas total menurun, nilai utilitas marjinal cenderung negatif.
Korelasi seperti itu membantu dalam memahami mengapa konsumen dapat mencapai keadaan ekuilibrium untuk satu komoditas. Konsumen umumnya menggunakan komoditas tersebut sampai nilainya sesuai dengan harga pasar. Ini akan memungkinkan pemanfaatan lengkap produk itu. Dalam kasus penurunan harga komoditas, konsumen meningkatkan konsumsi produk tersebut ke titik di mana nilai marjinal telah menurun ke keadaan ekuilibrium. Jika harga komoditas naik, konsumen akan mengurangi konsumsi sehingga keseimbangan tetap terjaga.
Batasan Hukum Utilitas Marginal yang Berkurang
Ada batasan-batasan tertentu dalam undang-undang. Hal ini didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu sebagai berikut.
- Unit Homogen: Unit produk yang berbeda dan atribut konsumen seperti temperamen, selera, pendapatan, dll. identik setiap saat.
- Unit Konsumsi Standar: Unit konsumsi dianggap sebagai unit standar. Misalnya, unit untuk konsumsi air akan selalu berupa gelas.
- Konsumsi Berkelanjutan: Konsumen terus menerus mengkonsumsi unit produk tanpa ada celah di antaranya.
- Hukum tidak dapat diterapkan pada Barang Bergengsi: Undang-undang tidak mempertimbangkan barang bergengsi karena peningkatan stok meningkatkan permintaan.
- Barang Terkait: Utilitas produk apa pun terkait dengan ada atau tidaknya produk terkait. Misalnya, konsumsi teh Anda bisa lebih sedikit tanpa adanya gula.