Pandemi yang disebabkan oleh virus corona memaksa dunia untuk beradaptasi dengan normal baru dan organisasi di seluruh dunia beralih ke pengaturan kerja dari rumah. Meskipun hal ini memungkinkan orang untuk bekerja dari keamanan dan kenyamanan rumah mereka, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pekerjaan jarak jauh juga memiliki banyak jebakan. Untuk menentukan efek dan konsekuensi jangka panjangnya, sebuah studi substansial dilakukan yang melibatkan data dari 61.182 karyawan Microsoft di AS. Ditemukan bahwa pekerja raksasa teknologi itu melihat peningkatan yang signifikan dalam rata-rata lama kerja selama seminggu selama pandemi.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Behavior Human Nature, didorong oleh fakta bahwa sebelum COVID-19 pandemi, hanya dekat dengan 5 persen orang Amerika bekerja dari rumah, sementara jumlahnya melonjak menjadi 37 persen pada April 2020.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja jarak jauh di seluruh perusahaan di Microsoft “menyebabkan jaringan kolaborasi pekerja menjadi lebih statis dan tertutup.” Pengaturan jarak jauh telah menghasilkan "lebih sedikit jembatan antara bagian yang berbeda," tambah studi tersebut, menjelaskan bahwa ada penurunan komunikasi sinkron di antara karyawan.
"Bersama-sama, efek ini dapat mempersulit karyawan untuk memperoleh dan berbagi informasi baru di seluruh jaringan," studi tersebut menjelaskan.
Namun, penelitian tersebut juga mencatat bahwa kenaikan 10 persen dalam rata-rata lama kerja dalam seminggu karena transisi ke pekerjaan jarak jauh tidak berarti bahwa karyawan bekerja lebih lama. Ini juga bisa menunjukkan produktivitas yang lebih rendah, kata para peneliti.
“Peningkatan jam kerja dalam seminggu bisa menjadi indikasi bahwa karyawan kurang produktif dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, atau mereka mengganti sebagian waktu perjalanan mereka dengan waktu kerja,” kata studi tersebut, seraya menambahkan bahwa mereka hanya dapat mengukur waktu antara aktivitas kerja pertama dan terakhir dalam sehari. “Bisa juga jumlah waktu kerja yang sama tersebar di sebagian besar hari kalender karena istirahat atau gangguan untuk kegiatan non-kerja,” kata studi tersebut.
Sesuai posting blog oleh Microsoft, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pekerjaan jarak jauh menyebabkan waktu kolaborasi yang dihabiskan karyawan dengan koneksi lintas-grup turun sekitar 25 persen. Hal ini juga menyebabkan struktur organisasi di Microsoft menjadi “kurang dinamis.”
Untuk sampai pada kesimpulan yang disebutkan di atas, penelitian ini memeriksa data dari enam bulan pertama tahun 2020 yang mencakup email, kalender, pesan instan, panggilan video/audio, dan jam kerja karyawan Microsoft.