Management by Objective (MBO)

Idris Sardi
0
Bila dalam pendekatan tradisional, tujuan perusahaan ditetapkan oleh (CEO) perusahaan, saat ini telah banyak organisasi/perusahaan yang menetapkan tujuan melalui kesepakatan bersama-sama dengan para bawahannya. Sehingga sebelum mereka memulai proses kerja, tujuan dirancang terlebih dahulu pada tahap perencanaan, melalui diskusi bersama antara para atasan dan bawahan, melalui diskusi bersama antara para atasan dan bawahan, sekaligus cara-cara untuk mengevaluasi kinerja pencapaian tujuan tersebut. Pendekatan penetapan tujuan seperti ini, dikenal dengan dengan sebutan Management by Objective (MBO) atau management berdasarkan tujuan.

Management by Objective (MBO) adalah manajemen yang berdasarkan sasaran/tujuan. MBO merupakan tujuan yang dirancang bersama antara atasan dan bawahan untuk mengatasi berbagai kesenjangan. MBO diharapkan dapat memotivasi seluruh pegawai agar dapat menunjukkan kinerja terbaik. MBO tidak dapat berjalan dalam organisasi yang memiliki SDM pasif dan tidak partisipatif.

Pendekatan MBO ditemukan pada tahun 1954 oleh Peter F.Ducker yang bekerja sebagai konsultan manajemen dari Claremont Graduate University. MBO mendorong setiap tingkatan manajemen berkomitmen untuk partisipasi dalam menentukan rencana yang secara bersama-sama ditetapkan.  Dalam pelaksanaan MBO, pegawai dan pimpinan melakukan kesepakatan untuk memiliki komitmen yang sama dan menuangkan pada tugas-tugas yang spesifik untuk mencapainnya.

Komitmen MBO setidaknya meliputi:
  • Tujuan yang hendak dicapai oleh seluruh pihak dalam perusahaan.
  • Perencanaan yang ditetapkan oleh setiap divisi/bagian untuk mencapai tujuan yang secara bersama ditetapkan.
  • Penetapan standar pencapaian yang berupa indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan.
  • Penetapan prosedur kerja sebagai langkah untuk melakukan pengendalian dan evaluasi kegiatan.


Membuat Perencanaan dengan Pendekatan MBO, perlu disusun secara komprehensif.

Manajer dapat menggunakan Prinsip 5W +1H dalam melakukan penyusunan rencana, yang meliputi:
  • What. Manajer perlu mendifinisikan terlebih dahulu, apa yang hendak dicapai oleh perusahaan. Kemudian permasalahan apa yang saat ini dihadapi, sumber daya apakah yang diperlukan, dan tindakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Who. Siapa yang menjadi sasaran untuk mewujudkan tujuan perusahaan? Siapa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut? Siapa saja yang akan terlibat dalam pekerjaan terebut? Kualifikasi (job specification) seperti apa yang harus dimiliki oleh orang-orang tersebut agar tujuan dapat tercapai dengan optimal?
  • Where. Merupakan pertimbangan yang melibatkan pemilihan lokasi untuk tempat kegiatan operasional yang harus memiliki standar yang terdiri dari: efisiensi, kemudahan akses, kemudahan dalam sarana dan prasarana yang diperlukan, lingkungan sekitar yang meliputi masyarakat dan sumber daya yang secara langsung mempengaruhi kegiatan operasional.
  • When. Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan, berapa lama target waktu untuk menyelesaikan bagian-bagian pekerjaan tersebut secara spesifik, dan kapan tujuan utama perusahan bisa tercapai.
  • Why. Mengapa, merupakan jawaban atas pertanyaan yang ditimbulkan oleh rencana what, where, dan when. Manajer harus dapat menjawab pertanyaan mengapa untuk mengidentifikasi posisi perusahaan saat ini yang terdiri dari kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), kesempatan (opportunities), dan peluang (threats).
  • How. Bagaimana rencana-rencana tersebut dapat dilaksanakan, manajer perlu mempertimbangkan tentang bagaimanan metode, prosedur, struktur, koordinasi, wewenang, tanggung jawab, dan aturan disusun untuk menjadi dasar setiap pihak ketiga bekerja, berprilaku, dan membuat keputusan.
Program MBO sendiri terdiri dari 4 unsur yang meliputi: (1) spesifikasi tujuan, (2) pembuatan keputusan partisipatif, (3) jangka waktu eksplisit, dan (4) umpan balik kinerja.

Baca juga : kekuatan dan kelemahan MBO
Tags:

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)