JawaPos.com – Wabah virus korona di Kota Wuhan, Tiongkok memicu kecemasan di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Mengingat virus bernama lengkap 2019-novel coronavirus (2019-nCoV) itu berasal dari Tiongkok, Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi meminta pemerintah memikirkan nasib pelaut yang bekerja di kapal Tiongkok.
Siswanto Rusdi mengingatkan pemerintah untuk tidak tidak tutup mata terhadap nasib pelaut Indonesia yang bekerja di kapal berbendera Tiongkok. Apalagi jumlah pelaut yang bekerja di kapal berbendera Tiongkok diperkirakan mencapai ribuan orang.
“Saya belum lihat pemerintah mengeluarkan pernyataan soal nasib pelaut kita (Indonesia) yang bekerja di kapal berbendera Tiongkok. Apakah aman dari virus korona atau tidak,” ujar Siswanto dalam keterangannya, Minggu (26/1).
Dia menilai pemerintah cenderung menganaktirikan nasib pelaut. Perlakuan itu sangat berbeda dengan pekerja lain atau mahasiswa.
Siswanto menyebut, profesi pelaut harus dilindungi. Beragam peraturan yang memberikan perlindungan terhadap pelaut. Baik regulasi nasional maupun internasional. Oleh sebab itu, keberadaan pelaut harus mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah.
“Pelaut itu dilindungi oleh berbagai organisasi internasional seperti ILO, ITF (The International Transport Workers’ Federation), dan IMO. Jadi pemerintah Indonesia janganlah menutup mata,” terang dia.
Siswanto meminta pemerintah untuk tidak melalaikan para pelaut. Pernyataan resmi dari Menteri Luar Negeri, Menteri Perhubungan, atau serta Menteri Ketenagakerjaan sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga pelaut yang berada di Tanah Air. Mereka menunggu nasib suami, orang tua, atau anaknya yang berlayar bersama kapal berbendera Tiongkok.
“Karena kita juga belum tahu, pelaut kita yang bekerja di kapal berbendera Tiongkok pernah ke Wuhan atau tidak, atau berinteraksi dengan pelaut Tiongkok asal Wuhan atau tidak? Jadi ini harus diidentifikasi oleh pemerintah, apalagi menularnya virus ini sangat cepat,” harapnya.
Sebagaimana diketahui, korban meninggal dunia akibat dari wabah virus korona terus bertambah. Kini, jumlahnya sudah mencapai 56 orang.
Jumlah korban meninggal yang terus meningkat itu tentu sangat mengejutkan. Pasalnya, pada Jumat (24/1) pemerintah Tiongkok melaporkan jumlah korban yang meninggal dunia akibat virus korona sebanyak 26 orang. Artinya, pemerintah harus bergerak cepat agar penyebaran tak masif dan jumlah korban meninggal tak terus bertambah. Sementara itu, jumlah total kasus virus korona terkonfirmasi di Tiongkok kini mencapai 1.287 kasus.
Perlu diketahui, Wuhan merupakan kota tempat awal mula munculnya virus mematikan tersebut. Diyakini berasal dari salah satu pasar tradisional di Wuhan yang menjual satwa liar secara ilegal.
Wuhan sendiri kini sudah diisolasi. Penduduk di sana tidak diizinkan untuk keluar kota jika bukan karena urusan penting. Bahkan, sarana dan prasarana transportasi sementara tidak beroperasi. Pemerintah Tiongkok juga melarang warganya untuk bepergian ke Wuhan.
Upaya untuk mengatasi virus tersebut terus dilakukan. Teranyar, pemerintah membangun rumah sakit di Wuhan dengan kapasitas 1.000 tempat tidur. Itu untuk antisipasi jumlah pasien yang terinfeksi virus korona.