Pendekatan dapat diartikan sebagai awal atau titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap sebuah fenomena yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya sesuatu yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya sesuatu, dan kemudian digunakan untuk mendapatkan jawaban atas suatu permasalahan atau kegiatan lainnya yang dialami. Proses yang dilakukan dalam sebuah pendekatan bersifat umum. Sebuah pendekatan dapat mendasari, mengilhami, menginspirasi, menjebatani, menguatkan, atau mewadahi masalah-masalah yang tadinya sulit untuk dikerjakan atau dicari pemecahannya menjadi lebih mudah dan terurai kepada pokok permasalahannya.
suatu pendekatan juga mengharuskan langkah-langkah yang sistematis agar hasil yang dicapai dapat maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Langkah-langkah Penentuan Pendekatan
Terdapat lima langkah sistematis yang dapat dilakukan dalam menentukan dan mengimplementasik suatu pendekatan. Kelima langkah tersebut adalah:
- Menetapkan tujuan dan sasaran akan dicapai.
- Melakukan identifikasi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi dengan melihat faktor-faktor internal dan eksternal.
- Mempertimbangkan dan memilih beberapa alternatif pendekatan utama yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
- Mempertimbangkan dan menetapkan strategi yang akan ditempuh mulai dari awal kegiatan hingga mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
- Mempertimbangkan dan menetapkan kriteria dan standar pengukuran pencapaian keberhasilan.
- Expositon-Discovery: Merupakan suatu model yang menekankan keterlibatan aktif dalam mempelajari dan mengamati suatu fenomena melalui berbagai percobaan dan penarikan kesimpulan dari hal-hal umum yang bersifat praktis sehingga dapat menemukan prinsip-prinsip atau informasi baru atas satu permasalahan.
- Group-Individual: Strategi ini berkaitan dengan model pendekatan yang menekankan pada keterlibatan aktif seseorang atau sebuah kelompok dalam menemukan solusi-solusi atas suatu permasalahan yang dihadapi.
Kesalahan dalam Pendekatan
Lebih jauh lagi dalam memahami sebuah pendekatan perlu diperhatikan beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaannya, yaitu:
- Cognitive nearsightedness, yaitu cara berpikir yang sempit dari seseorang dalam penggunaan sebuah pendekatan.
- Assumption that future will repeat past, yaitu asumsi bahwa peristiwa masa depan akan mengulangi masa lalu atau sejarah akan berulang, sehingga berharap kejadian yang sama akan terjadi lagi pada suatu waktu tertentu.
- Over simplification, yaitu terlalu menyederhanakan sesuatu permasalahan, dan mengesampingkan informasi-informasi lainnya yang mungkin relevan dengan permasalahan.
- Over-reliance on one's own experiance, yaitu pemahaman yang terlalu menggantungkan pada pengalaman satu orang yang dinyatakan sangat berhasil dalam suatu pendekatan.
- Pre-conceived nations, yaitu pendekatan yang dilandasi oleh pra-konsepsi pembuat keputusan, yang terkadang tidak sesuai dengan konsepsi yang seharusnya pada permasalahan tertentu.
- Unwilingness to experiment, yaitu keengganan atau ketiadaan keinginan melakukan suatu percobaan yang disebabkan oleh ketakutan akan kegagalan, kemalasan, atau hal-hal lainnya.
- Rulectance to decide, yaitu keengganan untuk membuat keputusan yang disebabkan oleh keengganan untuk berubah, ketakutan akan kesalahan dalam pengambilan keputusan, atau hal-hal lainnya.
Selanjutnya perlu juga diingat bahwa sebuah pendekatan hanya metode yang digunakan untuk mempermudah dalam menyikapi suatu persoalan. Pada saat seorang manajer menggunakan sebuah pendekatan dan kemudian ternyata tidak berhasil, itu tidak berarti bahwa pendekatan tersebut salah atau tidak sesuai. Kegagalan tersebut bisa jadi karena ketidaksesuaian situasi atau komponen-kompenen lainnya pada saat sebuah pendekatan digunakan. Sebuah pendekatan juga tidak berdiri sendiri, suatu pendekatan bisa digunakan simultan dengan pendekatan lainnya, sehingga bisa dihasilkan suatu solusi yang lebih baik.