Manajemen Konflik Dalam Organisasi
Pernahkah anda sebagai anggota atau bagian suatu organisasi menghadapi satu dari beberapa situasi berikut: terjadi penolakan atau ketidaksetujuan dari suatu pendapat yang disampaikan; adanya hambatan atau halangan dari pihak tertentu atas kegiatan yang akan dilakukan; adanya keberatan atas suatu tindakan yang dilakukan. Jika pernah menghadapi situasi tersebut dan jika hal-hal tersebut tidak mampu diatasi dengan baik maka akan mengarah kepada terjadinya suatu konflik.
Konflik tidak hanya terjadi antar individu saja, konflik juga dapat terjadi pada kelompok, organisasi bahkan sampai ke level negara. Untuk itu, perlu upaya untuk mendapatkan kesesuaian atau kesepahaman pada pihak yang mengalami konflik. Upaya tersebut disebut dengan konflik. Manajemen konflik menjadi suatu kajian yang penting untuk itu sendiri, dimana manajemen atau kelompok untuk menghadapi pertentangan atau perselisihan yang terjadi di dalam kehidupan.
Selanjutnya konflik juga dapat terjadi sebagai akibat tersendatnya arus komunikasi antar pihak, sehingga menimbulkan kecurigaan, syak wasangka atau praduga yang dapat mengarahkan pada tindakan-tindakan yang merugikan semua pihak dalam organisasi. Sehingga dituntut suatu keterampilan interpersonal (interpersonal atau human relation skill) yang tinggi yang harus dimiliki oleh para manajer dalam memahami setiap individu dalam organisasi guna menghindarkan terjadinya konflik antar individu maupun kelompok.
Manajer juga sering dihadapkan pada tuntutan tanggung jawab dan kerja keras dari setiap jabatan yang diembannya serta potensi konflik yang terjadi atas tuntutan pekerjaan tersebut baik dari atasan maupun dari bawahannya. Manajer menggunakan sebagian dari waktu kerjanya untuk berhadapan dengan konflik. Manajer dapat menjadi pihak yang langsung terlibat dalam konflik tersebut, maupun sebagai mediator atau pihak ketiga yang perannya menyelesaikan konflik antar pihak yang mempengaruhi laju organisasi. Disinilah peran manajer harus mampu dibuktikan sebagai individu yang mampu menangani dan menyelesaikan konflik yang terjadi dalam organisasi yang dipimpinnya.
Konflik Dalam Organisasi
Konflik adalah ketidaksesuaian, perselisihan, pertentangan, atau adanya posisi yang berseberangan antara satu pihak satu dengan pihak lainnya, baik antar individu maupun antar kelompok. Konflik berpotensi terjadi jika adanya penyangkalan atau penolakan atau ketidaksetujuan seseorang atau suatu kelompok atas suatu pendapat atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok lainnya. Konflik antar individu atau kelompok yang terjadi dapat berupa perselisihan atau ketidaksetujuan (disagreement), ketegangan (tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih sampai kepada situasi di mana satu pihak memandang pihak lain atau sebaliknya, sebagai pihak penghalang dan pengganggu atas tercapainya kebutuhan atau tujuan dari masing-masing pihak.
Setiap pihak yang berbeda pendapat atau tidak sepakat dalam suatu hal tersebut akan mempertahankan pendapat dari sudut pandang masing-masing atau memiliki sikap ingin menang sendiri, yang kemudian menempatkan masing-masing pihak dalam posisi berseberangan (oposisi), padahal dalam suatu organisasi menghendaki adanya kerjasama antar pihak.
Mengingat organisasi yang bersifat dinamis dan kondisi lingkungan yang berubah serta adanya perbedaan karakter dan gaya individu, tentu saja terjadinya konflik dalam sebuah organisasi yang tidak dapat dihindarkan. Namun demikian tidak berarti bahwa konflik tersebut tidak dapat diminimalisir atau bahkan mungkin dieliminir. Jika konflik tidak tertangani dengan baik, bahkan mengalami peningkatan (escalation) secara terbuka dapat merugikan kepentingan keseluruhan organisasi. Konflik yang tidak tertata dengan baik dapat bersifat merusak (destructive). Untuk itu diperlukan adanya keterbukaan, kesabaran, dan kesadaran semua pihak yang terlibat untuk duduk bersama guna mencari pemecahan atas persoalan yang ada.
Namun demikian tentu saja tidak semua konflik selalu berujung kepada kerugian organisasi. Konflik yang dikelola bahkan dikendalikan dengan baik dapat berakhir dengan sebuah keuntungan organisasi. Konflik yang terjadi di dalam organisasi terkadang dapat menjadi sumber energi positif dan kreativitas bagi individu yang terlibat apabila dikelola dengan baik. Artinya konflik yang dikelola dengan baik, akan dapat menggerakkan organisasi dan mengarahkan perubahan ke arah yang lebih baik. Konflik yang terkelola dengan baik, pada gilirannya juga akan dapat menumbuhkan semangat baru pada staf, memberikan peluang untuk menyalurkan emosi tanpa harus membabi buta, dan mendistribusikan sumber tenaga dengan lebih merata dalam organisasi.
Terdapat dua pengelompokan konflik yaitu emotional conflicts dan subtantive conflicts.
Namun demikian tentu saja tidak semua konflik selalu berujung kepada kerugian organisasi. Konflik yang dikelola bahkan dikendalikan dengan baik dapat berakhir dengan sebuah keuntungan organisasi. Konflik yang terjadi di dalam organisasi terkadang dapat menjadi sumber energi positif dan kreativitas bagi individu yang terlibat apabila dikelola dengan baik. Artinya konflik yang dikelola dengan baik, akan dapat menggerakkan organisasi dan mengarahkan perubahan ke arah yang lebih baik. Konflik yang terkelola dengan baik, pada gilirannya juga akan dapat menumbuhkan semangat baru pada staf, memberikan peluang untuk menyalurkan emosi tanpa harus membabi buta, dan mendistribusikan sumber tenaga dengan lebih merata dalam organisasi.
Terdapat dua pengelompokan konflik yaitu emotional conflicts dan subtantive conflicts.
- emotional conflicts: Konflik ini berkenaan dengan emosi-emosi individu yang terlibat dalam konflik. Konflik ini terjadi sebagai akibat adanya perasaan marah, sedih, tidak percaya, tidak simpatik, takut, malu, rendah diri, penolakan, serta adanya pertentangan dari satu pribadi terhadap pribadi lainnya.
- subtantive conflicts: Konflik ini berkenaan dengan kelompok atau organisasi, yaitu konflik yang terjadi sebagai akibat adanya perselisihan atau pertentangan yang berkaitan dengan perbedaan tujuan kelompok, pengelokasian sumber daya yang tidak seimbang dalam suatu organisasi, adanya ketentuan kebijakan maupun prosedur, dan tanggung jawab sebagai konsekuensi dari pemangku suatu jabatan.
- Konflik dalam diri individu (conflict within the individual)
- Konflik individu dengan individu (conflict between individuals)
- Konflik individu dengan kelompok (conflict between individuals and groups)
- Konflik kelompok dengan kelompok (conflict among groups in the same organization)
- Konflik antar organisasi (conflict among organizations)