Manajemen Konflik: Klasifikasi & Penyebab Konflik

Idris Sardi
0

Sebelumnya kita telah mengetahui apa itu Manajemen Konflik. Konflik juga dapat diklarifikasikan berdasarkan proses individu dalam suatu struktur organisasi. Konflik jenis ini disebut dengan konflik intra keorganiasasian, dan terdapat empat konflik yaitu konflik vertikal, konflik horizontal, konflik garis-staf, dan konflik peranan.

  1. Konflik Vertikal:  Konflik ini terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang berbeda dalam organisasi.
  2. Konflik Horizontal: Konflik ini terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi.
  3. Konflik lini-staf: Konflik ini terjadi antara karyawa lini yang biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi.
  4. Konflik peranan: Konflik ini terjadi karena seseorang individu mengemban lebih dari satu peran yang saling bertentangan.
Dalam penantaan konflik organisasi, perlu juga diketahui penyebab dari munculnya suatu konflik. Secara garis besar terdapat lima sumber penyebab terjadinya suatu konflik, yaitu adanya perbedaan tujuan, adanya kelangkaan sumber daya, adanya saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan, adanya perbedaan sikap dan perilaku, dan sebab-sebab lain.

1. Perbedaan Tujuan
Organisasi yang baik adalah organisasi yang mampu menetapkan tujuan dengan tepat, sehingga setiap anggota organisasi akan mengetahui kemana arah dari organisasi tersebut. Namun dalam kenyataannya, terkadang sering terjadi perbedaan antara individu maupun kelompok dalam menafsirkan tujuan organisasi menjadi tujuan bagian/depertment.

Sehingga seolah-olah masing-masing bagian mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan ini jika tidak dikoordinasikan maka akan menimbulkan konflik, baik antar individu maupun kelompok.

2. Kelangkaan Sumber Daya
Organisasi tidak dibangun dengan sumber daya yang tidak terbatas (unlimited). Organisasi justru terbentuk dengan segala keterbatasan ataupun kelangkaan yang dimiliki, yang kemudian dikelola dengan baik dan dialokasikan sesuai dengan kebutuhannya. Dalam pengalokasian sumber daya tersebut terkadang tidak sama atau ada perioritas dalam penggunaanya. Sehingga satu bagian mungkin menerima lebih sedikit dari bagian lain atau menerima pada waktu yang lebih lama dibandingkan dengan bagian yang lain.

Perbedaan jumlah maupun waktu dari alokasi yang diakibatkan oleh kelangkaan ini dapat mengakibatkan timbulnya suatu konflik.

3. Saling Ketergantungan Dalam Menjalankan Pekerjaan
Dalam suatu organisasi adalah hal wajar banyak pihak yang terlibat dan saling berhubungan, hal ini dapat menimbulkan ketergantungan satu pihak terhadap pihak yang lain atau bahkan saling ketergantungan  antara pihak dalam menjalankan pekerjaan.

4. Perbedaan Dalam Sikap dan Perilaku
Perbedaan dalam tujuan pada poin nomor 1 maupun kelangkaan sumber daya pada poin nomor 2 di atas, umumnya diikuti dengan perbedaan dalam sikap individu maupun kelompok. Perbedaan sikap berkaitan dengan bagaimana individu atau kelompok bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perbedaan antara sikap dan perilaku  hati-hati atau terburu-buru akan menimbulkan konsekuensi yang berbeda dalam pencapaian tujuan tersebut. Perilaku tersebut terkadang juga diikuti dengan sikap menghalalkan segala cara sebagai dampak dari kelangkaan sumber daya.

Perbedaan dalam sikap dan perilaku dapat berpotensi untuk menimbulkan konflik.

5. Sebab-sebab Lain.
Selain keempat penyebab konflik yang telah diuraikan di atas, terdapat sebab-sebab lain yang dapat menimbulkan konflik dalam organisasi, antar lain: gaya bekerja individu, ketidakjelasan dalam batasan pekerjaan, adanya hambatan komunikasi, adanya tekanan dalam pekerjaan (misalnya deadline), standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal, pertikaian antar pribadi, adanya perbedaan status, serta harapan-harapan yang dimiliki yang tidak mampu terwujud atau diwujudkan oleh organisasi.
Tags:

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)